Postingan

Beton Jejak Sejarah di Tolitoli

Beton atau benteng bulat di pesisir pantai kota Tolitoli, bukti atau jejak sejarah adanya peperangan.  Dari berbagai informasi yang dikumpulkan media ini, betol yang jumlah sekira 10 itu terpengaruh dari Daerah Pelabuhan Dede satu, di Ponti dua dan di Malu dua. Itu dulu digunakan tentara Sebagai tempat berlindung ketika mereka menghadapi serangan musuh-Belanda. 

lomba konten kreatif

Gambar
Halo Sobat Polri !!! Ayo Ikuti Lomba Konten Kreatif "Bitter-Sweet Perjalanan Polri”. Menjelang Hari Bhayangkara ke-77, Divisi Humas Polri mengadakan beberapa perlombaan seru nih Sobat Polri! Ayo daftarkan karyamu pada Lomba Menulis Artikel Jurnalistik dengan tema : “BITTER-SWEET PERJALANAN POLRI” . Pendaftaran dimulai tanggal 29 Mei sampai 15 Juni 2023. Segera daftarkan diri kalian di website: tribratanews.polri.go.id dan jadilah pemenang!! Memperebutkan Total Hadiah Ratusan Juta Rupiah !!

mobbusukan (proses pengantaran jenazah raja ke pemakaman)

Gambar
ceritera rakyat, Sampai sekarang jika ada raja atau keluarga raja yg meninggal selalu dilakukan prosesi pemakaman yang orang toli-toli menyebutnya dengan "mobbusukan"prosesi unik ini berawal ketika gaukan yang mendiami balre masigi zaman dahulu jatuh sakit dan ketika sakitnya semakin parah dia mengumpul para pejabat istana yang terdiri dari ; kapita raja, kapitalau, kapita adat, ukum,malrinu, jogogu ditambah keluarga gaukan , lalu sang gaukan berwasiat jika nanti saya mangkat atau wafat makamkan saya di tando kanau sambil menunjuk kearah pulau yg sekarang bernama pulau lutungan(entah siapa yg memberi nama yg dalam bahasa tolitoli tdk ada artinya). Selang beberapa waktu sejak disampaikannya wasiat itu wafat lah sang gaukan. para petinggi kerajaan kemudian berkumpul dibalre masigi untuk membicarakan persiapan prosesi mobbusukan. untuk diketahui dizaman itu jarak tando dari tanjung tolioli masih cukup dekat diibaratkan jika orang dewasa melempar batu kecil sekuat ten...

Cerita Rakyat tentang Batu Bagga di Lalos

Gambar
Konon , disebuah kampung di pesisir, hiduplah seorang duda bernama Intobu bersama anaknya yang bernama Impalak. Mereka hidup sangat miskin. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka pergi ke laut untuk mencari ikan. Setelah sekian lama mereka hidup dengan keadaan yang seperti itu membuat Impalak jenuh. Ia pun berniat merantau untuk merubah nasib mereka. Dan atas persetujuan ayahnya, berangkatlah Impalak yang dibekali nasehat-nasehat dari seorang ayah agar jangan melupakan ayahnya nanti. Bertahun-tahun sudah dilewati Impalak tidak memberikan kabarnya pada ayahnya. Dan ini membuat ayahnya gelisah menanti kedatangannya. Pada suatu hari, ayah Impalak sedang mencari ikan di sekitah pelabuhan, tampaklan sebuah perahu bagga akan berlabuh. Ternyata ada Impalak disitu bersama istrinya dan Impalak sudah menjadi kaya raya. Ayahnya pun berteriak memanggil-manggil namanya tetapi Impalak tidak menghiraukannya, ia malu untuk mengakui keberadaan ayahnya. Tiba-tiba datang ombak dan...

Aline Pertiwi Pemeran Dinda Di Sinetron "Takdir Cinta Yang Kupilih" Hadiri Acara Ulang Tahun Jonathan Frizzy

Gambar
Kekompakan dan keakraban para pemain sinetron Takdir Cinta Yang Kupilih (TCYK) sangat solid dan perlu di acungi jempol. Baik dilokasi Shooting maupun diluar lokasi shooting mereka tetap kompak dan solid. Seperti dalam moment ulang tahunnya Jonathan Frizzy yang diselenggarakan beberapa waktu lalu di Jakarta. Aline Pertiwi Pemeran Dinda di TCYK nampak hadir ditengah acara tersebut bersama artis-artis pemain sinetron TCYK. Saking akrabnya bahkan terhembus rumor kalau Aline Pertiwi cinlok (cinta lokasi) dengan salah satu pemain sinetron TCYK. "Aline senang bisa terlibat dalam sinetron TCYK, semua pemain, sutradara dan krunya baik-baik. Kalau masalah rumor saya cinlok itu seh no comment deh aku " ujar pemilik akun Instagram @alinepertiwi_

Kisah Tando Dapalrak--Dapalak

Gambar
Ilustrasi Dari berbagai ceritera rakyat, dahulu kala ada satu pos penjagaan di Lelean Nono sekarang, suatu saat perahu pagora (bajak laut) memasuki perairan Tolitoli, setelah itu mereka lalu masuk kedaratan melihat situasi Tolitoli dan sampailah mereka di pos penjagaan Lelean n Nono dan bertarung dengan penjaga pos, mereka melumpuhkan penjaga pos dan memenggal leher mereka. lalu mereka membakar kemenyan untuk mengetahui apakah masih ada orang sakti di Tolitoli, seketika kepala yang mereka penggal itu terbang menyerang mereka hingga beberapa orang dari pagora ini mati, mereka yg tersisa lalu lari menuju perahu dan kabur kelaut lepas, Langgaipodo yang ketika itu sedang bersemedi diatas batu dikawasan batu nobotak merasakan ada bahaya di pos yang dijaga anak buahnya seketika langsung lari menuju pos dan saking marahnya ada orang mengau di wilayahnya dia mengantuad (menengdang dengan tumit) alah satu batu besar dan meninggalkan bekas kintid (tumit) di batu. Sesampai dipos penja...

Moh Saleh Bantilan di Mata Sahabat

Gambar
the TOLITOLI POST-- Moh Saleh Bantilan, SH, MH biasa di sapa Bung ale dikenal sebagai seorang pemimpin yang humoris, ramah, dan mudah bergaul. Tidak hanya dikenal oleh masyarakat luas, tapi juga di mata sahabat dan rekan kerjanya. Sahabat dan rekan kerja Saleh Bantilan mengungkapkan bahwa Saleh Bantilan selalu bersikap tegas namun santun dalam mengambil keputusan, serta selalu mendengarkan masukan dan saran dari orang-orang di sekitarnya. Ia juga dikenal sebagai sosok yang jujur, transparan, dan tegas dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin. Tidak hanya itu, Saleh Bantilan juga dikenal sebagai orang yang selalu berpikir positif dan tidak pernah menyerah dalam menghadapi rintangan dan tantangan. Ia selalu memiliki semangat yang tinggi dalam menjalankan tugasnya dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat yang dipimpinnya. Sahabat dan rekan kerja Saleh Bantilan juga menambahkan bahwa ia selalu memprioritaskan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau...